KPR Syariah vs Konvensional
KPR Syariah vs Konvensional: Perbedaan, Kelebihan, dan Kekurangannya
Membeli rumah sering kali menjadi impian besar bagi banyak orang. Di Indonesia, ada dua pilihan pembiayaan yang umum digunakan, yaitu KPR Syariah dan KPR Konvensional. Meskipun sama-sama membantu pembeli untuk memiliki rumah dengan sistem cicilan, kedua jenis KPR ini memiliki perbedaan mendasar, baik dari sisi prinsip, akad, maupun perhitungan cicilan. Artikel ini akan membahas secara mendalam KPR Syariah vs Konvensional agar Anda dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan.
1. Pengertian KPR Syariah dan KPR Konvensional
KPR Syariah
KPR Syariah adalah fasilitas pembiayaan rumah yang menggunakan prinsip syariah Islam dan bebas dari unsur riba, gharar (ketidakjelasan), dan maisir (judi). Dalam KPR Syariah, bank bertindak sebagai penjual atau pihak yang membeli rumah terlebih dahulu, kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga yang telah disepakati di awal, termasuk margin keuntungan. Harga ini bersifat tetap selama masa angsuran.
KPR Konvensional
KPR Konvensional adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank dengan sistem bunga. Nasabah meminjam uang dari bank untuk membeli rumah, kemudian mengembalikannya dalam bentuk cicilan yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunga. Besaran cicilan dapat berubah tergantung suku bunga yang berlaku, terutama setelah masa bunga tetap (fixed rate) berakhir.
2. Perbedaan Utama KPR Syariah vs Konvensional
Aspek | KPR Syariah | KPR Konvensional |
---|---|---|
Prinsip | Berlandaskan hukum Islam, bebas riba | Berdasarkan hukum perbankan umum dengan sistem bunga |
Akad | Murabahah (jual beli), Ijarah (sewa), atau Istishna’ (pemesanan) | Perjanjian kredit pinjaman uang |
Perhitungan Cicilan | Harga tetap, cicilan sama dari awal hingga akhir | Bunga dapat berubah, cicilan bisa naik/turun |
Denda Keterlambatan | Tidak ada denda riba, biasanya berupa donasi | Ada denda dalam bentuk persentase dari cicilan |
Pelunasan Dipercepat | Bisa dilakukan tanpa penalti (sesuai akad) | Bisa dilakukan, tapi biasanya ada penalti |
Fleksibilitas Tenor | Tenor tetap dengan cicilan konstan | Tenor dapat disesuaikan, bunga mengikuti pasar |
3. Sistem Akad dalam KPR Syariah
Perbedaan utama KPR Syariah vs Konvensional terletak pada akad. Berikut beberapa akad populer di KPR Syariah:
- Murabahah: Bank membeli rumah yang diinginkan nasabah, lalu menjualnya kembali dengan harga yang sudah ditambahkan margin keuntungan. Harga ini disepakati di awal dan tidak berubah.
- Ijarah Muntahiya Bittamlik: Bank menyewakan rumah kepada nasabah untuk jangka waktu tertentu, dan setelah masa sewa berakhir, kepemilikan rumah berpindah ke nasabah.
- Istishna’: Digunakan untuk pembiayaan rumah inden atau yang masih dalam proses pembangunan.
4. Cara Menghitung Cicilan KPR Syariah dan Konvensional
Simulasi KPR Syariah
Harga rumah: Rp600 juta
Margin keuntungan: 10 tahun x Rp2 juta per bulan = Rp240 juta
Total harga jual: Rp840 juta
Cicilan per bulan: Rp7 juta (tetap selama tenor)
Simulasi KPR Konvensional
Harga rumah: Rp600 juta
Bunga awal: 5% fixed 3 tahun, lalu floating
Cicilan awal 3 tahun: Rp6,5 juta
Cicilan setelah floating: Bisa naik atau turun sesuai suku bunga pasar
5. Kelebihan dan Kekurangan KPR Syariah
Kelebihan
- Bebas riba sesuai prinsip syariah
- Cicilan tetap dari awal hingga akhir
- Tidak ada penalti pelunasan dipercepat
- Tidak ada denda berbasis bunga
Kekurangan
- Cicilan awal biasanya lebih besar dibandingkan KPR Konvensional
- Pilihan properti dan lembaga pembiayaan lebih terbatas
- Beberapa bank syariah masih mengacu pada patokan suku bunga konvensional untuk menentukan margin
6. Kelebihan dan Kekurangan KPR Konvensional
Kelebihan
- Cicilan awal bisa lebih ringan karena bunga promo
- Banyak pilihan bank dan produk
- Bisa mengatur tenor lebih fleksibel
Kekurangan
- Bunga bisa naik di tengah tenor, cicilan ikut naik
- Ada penalti pelunasan dipercepat
- Ada denda keterlambatan berbunga
7. Tips Memilih KPR Syariah vs Konvensional
- Tentukan prioritas: prinsip syariah atau fleksibilitas bunga?
- Hitung kemampuan cicilan maksimal (30–35% dari gaji bulanan)
- Bandingkan total biaya selama tenor
- Baca semua isi akad sebelum tanda tangan
8. Mana yang Lebih Cocok?
Tidak ada jawaban tunggal untuk memilih KPR Syariah vs Konvensional. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda mengutamakan kepastian cicilan dan sesuai prinsip syariah, pilih KPR Syariah. Jika ingin fleksibilitas dan cicilan awal yang ringan, KPR Konvensional bisa menjadi pilihan.
9. Kesimpulan
Memahami perbedaan KPR Syariah vs Konvensional adalah langkah penting sebelum mengajukan pembiayaan rumah. Lakukan simulasi, bandingkan biaya, dan pastikan pilihan Anda sesuai kemampuan keuangan dan keyakinan pribadi.
0 Response to "KPR Syariah vs Konvensional"
Posting Komentar